Sabtu, 05 Desember 2015

Naskah Drama : Pembulian Berujung Persahabatan



Pada kesempatan kali ini, mimin akan memposting contoh naskah drama. Bagi yang ingin Copy Paste, jangan lupa cantumkan sumber nya ya. Jangan lupa juga di share, dan kritikkan nya demi perkembangan dan kemajuan blog ini. Selamat membaca.
Naskah Drama berjumlah 8 pemain (2 cewe, 6 cowo): PEMBULIAN BERUJUNG PERSAHABATAN
Pemeran drama :
1.      Petronela N.    (tritagonis)
2.      Ricky Ng         (antagonis)
3.      Rodi                (protagonist)
4.      Sandi               (protagonist)
5.      Tasya               (antagonis)
6.      Stevan Y.        (antagonis)
7.      Steven Owen  (tritagonis)
8.      Valentino        (antagonis)

Tokoh Rodi ditampilkan dengan suara gagap. Tokoh Stevan, Valen, dan Ricky dengan penampilan agak nakal.
……………………..

Kring…kring…kring…
Bel masuk sekolah berbunyi. Petronella, Tasya, Ricky, Stevan, dan Valentino masuk ke kelas menanti Guru masuk. Sementara itu, Sandi dan Rodi yang juga teman sekelas mereka belum datang, padahal Pak Owen, Guru pelajaran pertama sebentar lagi akan masuk.

Valen              : Bro… si cupu dua orang itu belum datang juga ya, kemana mereka ? (sambal melirik kearah Stevan dan Ricky)
Stevan             : Iya ya, tapi ah sudahlah, bodo amat ngurusin orang.
Ricky              : Tumben ya mereka telat datang, padahal paling disiplin tu.

Tidak lama kemudian Pak Owen pun datang, kelas yang tadinya rebut menjadi serentak diam. Kemudian Stevan sebagai ketua kelas mengambil aba – aba untuk hormat.

Stevan             : Hormat….
Murid             : Selamat pagi Pak?!

Pak Owen      : Pagi anak – anak. Baik, sekarang kita lanjutkan pelajaran minggu yang lalu, silakan buka halaman 23.

Sementara itu, dengan tergesa – gesa Sandi dan Rodi datang dengan muka kelelahan.

Pak Owen      : Loh Sandi, Rodi kalian baru datang?
Sandi&Rodi   : Iya Pak…
Pak Owen      : Kenapa kalian terlambat?
Sandi              : Maafkan kami Pak, motor Rodi tadi pecah ban.
Rodi                : Iya Pak, jadi kami harus membawanya ke bengkel.
Valen              : Alasan Pak, mereka takut pelajaran bapak kali.
Stevan             : Benar tu, materi kita kan bola basket. Sandi mana bisa main basket, badannya kan… Ya gitu deh (karena Sandi adalah anak yang pendek)
Ricky              : Hukum aja Pak biar mereka kapok, ntar malah jadi kebiasaan buat sering terlambat tuh Pak.
Valen              : Benar tu Pak, hukum aja Pak.
Pak Owen      : Sudah-sudah, kalian jangan main hakim sendiri, ini keputusan Bapak, jadi Bapak yang berhak menentukannya. Sandi, Rodi, duduklah.
Sandi&Rodi   : Terimakasih Pak (dengan suara kaku)

Sandi dan Rodi pun berjalan untuk duduk ke tempat mereka masing – masing, ketika hendak melewati Valen, Valen pun menyengkang kaki Sandi sehingga membuat Sandi jatuh tersungkur.

Valen              : Ah cupu lo! Masa agitu aja jatuh, tak punya tenaga ya? Oh iya kan abis dorong motor, hahahaha!

Serentak Valen, Stevan, Ricky, dan Tasya tertawa. Sandi pun langsung bangun dan duduk di mejanya sendiri.

Petro               : Tasya jangan nertawain orang begitu, kasihan mereka..
Tasya              : Iya, iyaa, maafkan aku..
Pak Owen      : Sudah-sudahh. Bisa Bapak lanjutkan?
Murid-Murid : Bisa Pak!
Pak Owen      : Kamu tidak apa-apa kan, Sandi?
Sandi              : Tidak apa-apa kok Pak.
Pak Owen      : Ya sudah kalua begitu. Baiklah kita lanjutkan pelajaran kita.

Merekapun kembali serius belajar, tanpa terasa bel istirahat telah berbunyi.

Pak Owen      : Baiklah anak – anak, kita akhiri dulu pertemuan kita pada hari ini, kita lanjutkan di pertemuan selanjutnya, Selamat pagi dan sampai jumpa.
Murid-Murid : Selamat pagi Pak.

Murid – murid pun segera keluar dari ruangan kelas, sementara itu Petronela dan Tasya tidak pergi kemana-mana, mereka memanfaatkan waktu istirahat mereka didalam kelas saja. Stevan, Valen, dan Ricky pun juga tidak pergi kemana-mana.

Stevan             : Eh Pet, kalian nggak keluar? Biasanya kalian kalua istirahat pergi ke perpus atau ke kantin. (tanya Stevan yang sedang duduk diatas meja)
Petro               : Nggak ah lagi malas, kami lagi pengen dikelas aja. Kalian kenapaa nggak keluar, biasanya juga kalian kala istirahat tidak pernah dikelas?
Tasya              : Iya, tumben kalian dikelas?
Stevan             : Kami lagi ada misi.
Petro               : Misi apaan?
Stevan             : Ada deh mau tau aja.
Tasya              : jangan buat kita penasaran dong.
Stevan             : Kami rencana mau kerjain Sandi sama ROdi biar mereka kapok sekalian, lo mau ikut nggak? (bertanya kepada Tasya)
Tasya              : Emang rencana apaan sih?
Stevan             : Gue tanya, lo mau ikut nggak ?
Tasya              : Iya emang apa dulu rencananya?
Stevan             : (Stevan pun semakin emosi dengan pertanyaan Tasya yang dianggapnya tidak penting) Lho mau ikut apa kagak sihh…!
Tasya              : Ok! Ok! Gue ikut kalian. Tapi renca kalian apa, merekan kan lagi ngga ada dikelas, kalian mau buat apa orangnya aja nggak adaa.
Stevan             : Udah lo ikutin aja kita, ntar lo juga tahu, iya nggak bro? (melirik kea rah Valen dan Ricky)
Ricky&Valen : Yo i bro.
Petro               : Tas! Jangann… kamu nggak kasiann? (menggelengkan kepala dengan wajah polos tanda melarang)
Tasya              : Udah gue ama mereka dulu, seru nih kayaknya.. nggak lama kok, ya… ya…

Tidak lama kemudian Sandi dan Rodi pun datang.

Stevan             : Guys mereka datang tuh.

Maka bergegaslah mereka menuju pintu masuk.

Stevan             : Eh cupu, kalian abis dari manaa?
Sandi              : Kami abis dari kelas sebelah.
Ricky              : Oh dari kelas sebelah.
Stevan             : Bagi duit dongg?
Sandi              : Maaf, aku lagi nggak punya duit, orang tua ku juga belum gajian.
Tasya              : Mana duli, mau bokap lo udah gajian atau belum, emang urusan kita?!
Sandi              : Tapi Tas, duit kita beneran nggak ada.
Valen              : Alaahh, udah sini gue periksa ! (sambal meraba saku celana Sandi). Ah nih ada, lo mulai mau bohong sama kita ya?! Ni bro duitnya. (Sambil menyerahkan duit Sandi tersebut pada Stevan)
Sandi              : Jangan Len, aku mohon, itu duit untuk bayar uang SPP.
Rodi                : HEH! Kalian jangan macam-macam sama teman gue ya, kalian fikir kalian siapa?!
Ricky              : Wah… wahh belum tau dia kita siapa broo.
Valen              : Lu mau tau kita siapa?! Hahh! (bentak Valen kepada Rodi)

Kemudian mereka mulai berantem satu sama lain. Karena merasa sudah tidak taahan melihat perlakuan Stevan dan kawan-kawan termasuk Tasya yang merupakan temannya sendiri yang ikut-ikutan membuli Sandi dan Rodi, maka pergilah Petronela menghampiri mereka.

Petro               : Cukup! Cukup! Hentikan!

Mereka pun langsung terdiam menderngar teriakan Petronela.

Petro               : Tolong hentikan, apa perlu aku panggil Kepala Sekolah untuk menghukum kalian? Stevan, Valen, Ricky, dan kamu Tasya, sadar nggak dengan perbuatan kalian. Hahhh?!

Mereka tertunduk diam mendengar perkataan Petronela. Sementara itu Sandi hanya bisa menangis meratapi perlakukan teman-temannya itu.

Petro               : Aku sedih melihat kalian seperti ini. Apakah kalian sadar kalua tindakan kalian ini sudah kelewatan?! Kalian kan tahu kalua uang itu untuk Sandi membayar SPP. Kalau kalian ambil uangnya, bagaimana dia bisa bayar SPP?! Jika kalian berada di posisi Sandi, apa yang bisa kalian katakana kepada orang tua kalian?! Kalian tidak pernah mau mengerti dengan keadaan orang lain. Kalian hanya mengikuti apa yang menjadi keinginan kalian saja, tanpa memikirkan orang lain.

Semuanya hanya terdiam, dan kemudian…

Stevan             : Maafkan kami. Kami menyesal dengan perbuatan kami ini.
Tasya              : Iya, maafkan kami.
Petro               : Meminta maaflah kepada Sandi dan Rodi, karena orang yang kalian sakiti itu bukan aku. Dan tolong kembalikan uang Sandi yang kalian ambil tadi.
Valen              : Baik, Pet. Akan kami kembalikan.
Stevan             : San, Rod, maafkan kami yang serakah ini, kami menyesal.
Valen              : ini kita balikin uang lu. Maafin ya?
Sandi              : hik… hikk. Nggak apa-apa kok teman.
Ricky              : Rodi maafin kita juga yaa?
Rodi                : Iyaa. Iyaa. Maafin aku juga.
Stevan             : Makasih Petro, karena kamu udah nyadarin kita akan perbuatan kita yang salah ini.
Petro               : Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk saling mengingatkan satu sama lain. Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Aku harap setelah ini tidak ada lagi pertengkaran diantara kalian. (sambal tersenyum lega)
Stevan             : Iya kita janji.

Dan akhirnya mereka saling memaafkan satu sama lain. Sejak saat itu dan seterusnya tidak ada lagi pertengkaran diantara mereka, bahkan sekarang mereka sudah menjadi 5 bersahabat yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Pesan               : Jangan sekali-kali kami merasa kalau kamulah orang yang berkuasa atas merekayang mempunyai kelemahan dan kekurangan dalam dirinya.

Mohon maaf, jika penyajian dalam blog ditampilkan kurang rapi. karena naskah ini dibuat terlebih dahulu di Microsoft Word, stelah itu barulah di paste kan di blog ini. Jangan lupa komentarnya ya. Sekian, Terima kasih.




10 komentar:

  1. semoga ini bermanfaat kalo boleh saya copy utk pentas
    http://sanggarbermainrumahideakediri.or.id

    BalasHapus
  2. Bagus kok naskahnya. Minta izin copy paste untuk keperluan pentas.

    BalasHapus
  3. izin copy paste untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  4. izin copy paste untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  5. Izin copas ya buat tugas sklh ^^

    BalasHapus
  6. Izin copas ya buat tugas sklh ^^

    BalasHapus
  7. Izin copas buat tugas pementasan drama di sekolah ( ͡ ͜ʖ ͡ )

    BalasHapus
  8. Izin copas min untuk praktik ujian

    BalasHapus
  9. izin copas ya kak untuk tugas sekolah, makasiiiih

    BalasHapus