Sabtu, 05 Desember 2015

Kisah Inspiratif Mark Zuckeberg, Sang Pendiri Facebook



Umurnya masih muda namun ia sudah dikenal sebagai pemuda terkaya di dunia berkat situs jejaring sosialnya yang dinamakan Facebook. Ia bernama lengkap Mark Elliot Zuckerberg. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi - ­psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu­tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia beru­sia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D'Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu. Zuckerberg dan D'Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek. Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D'Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard.

Cikal Bakal Berdirinya Facebook
Pada saat masih kuliah di Harvard, Mark membuat sebuah situs Facemash. Facemash adalah sebuah situs kontak jodoh untuk rekan-rekan kampusnya. Cara kerja situs ini yaitu menampilkan dua foto pasangan, dimana selanjutnya dua pasangan ini akan dipilih oleh para anggota situs mana pasangan yang paling “hot”. Untuk menampilkan foto-foto pasangan tersebut di Facesmash, Mark Zuckeberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannnya ke dalam website tersebut.

Namun aksi tersebut diketahui pihak kampus dan mereka langsung memblokir situs Facemash, bahkan mereka melakukan tindakan sanksi kepada Mark dengan ancaman akan memecatnya dari kampus (walaupun pada akhirnya tidak dikeluarkan). Atas tindakannya itu, Mark membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan pihak kampus untuk memblokir situs facemash.com memang benar alasannya, namun sayang pihak kampustidak menyadari potensi dari Facemash yang bisa saja menjadi alat pendongkrak popularitas bagi kampus ittu sendiri. Ia juga berkata bahwa cepat atau lambat, nanti juga pasti akan ada orang lain yang membuat situs serupa.

Walaupun sudah pernah mengalami hal seperti itu, Mark malah tidak kapok. Ia membuat website baru dengan nama Facebook pada 4 Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Situs jejaring sosial ini tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berkomunikasi lebih efisien dengan siapapun. Setiap pemilik akun Facebook memiliki ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, networkm dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digandrungi banyak orang. Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi websitenya dan mendaftar untuk menjadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki akun Facebook. Ternyata tidak hanya mahasiswa Harvard saja, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam Facebook. Ini membuat Mark kewalahan. Ia lalu meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengembangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah menjaring sebanyak 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang bukan mahasiswa ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU). Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. "Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah," ujarnya pada Majalah Current. Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.
Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke­lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.
………..
Untuk menjadi miliarder termuda, semua yang Mark dapatkan bukanlah warisan dari orang tuanya. Dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit. Namun, ia memulai semuanya dari awal, dan terus melakukan hal tersebut dengan giat dan pantang menyerah.
Ingat satu hal, tidak ada yang namanya jalan pintas untuk menjadi sukses didunia ini. Semuanya itu butuh proses.

Sekian, semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar